Thursday, February 14, 2019

Sikap Seorang Muslim

Tema V
Sikap Seorang Muslim
*Ayat-ayat tentang sikap seorang Muslim
1. Lafal Ayat-ayat tentang sikap seorang muslim
2. dan Arti kosa kata ayat tentang sikap seorang muslim*
klik link ....
a. QS. An-Nisa [4]: 136
http://quran.ypip.org/?mod=quran.murotal.show&ganti_sura=1&sura_name=An%20Nisaa&aya=136#kata_4_136_1
b. QS. Al-Baqarah [2]: 23-24
http://quran.ypip.org/?mod=quran.murotal.show&ganti_sura=1&sura_name=Al%20Baqarah&aya=23#kata_2_23_1
c. QS. Al-Baqarah [2]: 28
http://quran.ypip.org/?mod=quran.murotal.show&ganti_sura=1&sura_name=Al%20Baqarah&aya=28#kata_2_28_1
d. QS. Al-Baqarah [2]: 208-209
http://quran.ypip.org/?mod=quran.murotal.show&ganti_sura=1&sura_name=Al%20Baqarah&aya=208#kata_2_208_1
3. Hukum bacaan tajwid*
Slide ...
https://drive.google.com/open?id=1QmsoSyRU-yeTtERFMCjiTs_A9GId2iTd

4. Kandungan ayat-ayat tentang sikap seorang muslim
10 Ciri Pribadi Muslim

10 CIRI PRIBADI MUSLMIM
1) Aqidah yang bersih
2) Ibadah yang benar
3) Akhlak yang kokoh
4) Kekuatan jasmani
5) Intelek dalam berfikir/berwawasan luas
6) Melawan hawa nafsu
7) Pandai menjaga waktu
8) Teratur dalam segala urusan
9) Mandiri dari segi ekonomi
10)  Bermanfa'at bagi orang lain

Berikut kandungan ayat-ayat tentang sikap seorang muslim.
a. QS. An-Nisa [4] ayat 136.
Didalam ayat ini secara garis besar berisi tentang perintah untuk menyempurnakan keimanan. Secara etimologi iman berasal dari kata "aamana -yu'minu-iimaanan" yang artinya percaya, dan secara terminologi iman adalah "'aqdun bil qalbi, waiqraarun billisaani, wa 'amalun bil arkaan" yang artinya
diyakini dengan hati diucapkan dengan lisan dan diwujudkan dengan amal perbuatan.
Ditinjau dari sudut historis ayat ini sasarannya adalah pada orang yang beriman tapi masih belum sempurna keimanannya. oleh karena itu orang yang sudah mengaku beriman mesti terus menerus berusaha menjadi mukmin sejati, yang benar benar beriman kepada Allah SWT, malaikat-malaikat-Nya, kitab-Nya, takdir-Nya serta hari akhir, yang mestinya dibuktikan dalam hati, ucapan, sikap, dan perbuatan.
Imam Ibnu Katsir mengatakan bahwa konteks ayat ini adalah perintah untuk menyempurnakan dan memperkukuh keimanan yang mengandung beberapa makna antara lain sebagai berikut.
1) Orang yang beriman secara taqlid, hendaklah mengimaninya secara argumentasi dengan mengetahui dasar-dasar serta dalil-dalilnya.
2) Orang beriman secara global, maka hendaklah meningkatkan keimananya secara rinci dan detail.
3) Orang yang masih beriman secara hati dan lisan hendaklah beriman secara keseluruhan yaitu juga disertai amal perbuatan.
4) Orang yang sudah beriman secara sempurna, maka hendaklah terus disempurnakan dan diperkukuh keimanannya sehingga tidak lepas sedetikpun.
5) Ahlul kitab yang hanya mengimani sebagian rasul dan kitab, hendaklah beriman pada seluruh yang diutus dan diturunkan Allah SWT.

b. QS. Al-Baqarah [2] ayat 23-24.
QS. Al-Baqarah [2] ayat 23 berisi tentang tantangan kepada orang-orang kafir, Allah SWT menyatakan, "Jika kamu sekalian masih ragu-ragu tentang kebenaran Al-Qur'an dan mendakwahkan Al-Qur'an buatan Muhammad, coba buat satu surah semisal Al-Qur'an. Kalau benar Muhammad
yang membuatnya, niscaya kamu tentu sanggup pula membuatnya karena kamu pasti sanggup melakukan segala perbuatan yang dibuat oleh manusia.
Ajak pulalah berhala-berhala yang kamu sembah, pembesar-pembesarmu, bersama-sama dengan kamu membuatnya karena kamu mengakui kekuasaan dan kebesaran berhala-berhala dan pembesar-pembesarmu."
Kemudian Allah menegaskan, jika kamu benar dalam pengakuanmu itu, tentu kamu sanggup membuatnya tetapi kamu adalah orang-orang pendusta, Al-Qur'an itu benar-benar diturunkan dari Allah karena itu mustahil manusia dapat membuatnya. Jadi di dalam ayat ini menunjukkan bahwa
AI-Qur'an itu adalah mukjizat yang paling besar yang diturunkan Allah melalui perantara Malaikat jibril kepada Nabi Muhammad saw.
QS. Al-Baqarah [2] ayat 24; Allah menegaskan bahwa semua makhluk Allah tidak akan sanggup membuat tandingan terhadap satu ayat pun dari ayat-ayat Al-Qur'an. Oleh karena itu, hendaklah manusia memelihara dirinya dari api neraka dengan mengikuti petunjuk-petunjuk yang terdapat di dalam Al-Qur'an dengan keimanan dan beramal shaleh.
Dari kedua ayat tersebut di atas dapat diambil kesimpulan berisi tentang:
1) Pengukuhan kenabian Rasulullah saw. yang dimantapkan dengan turunnya Al-Qur'an.
2) Menguatkan akan kelemahan manusia untuk membuat satu surah saja semisal surah-surah yang ada dalam Al-Qur'an Al-Karim setelah berlangsung selama 1406 tahun. Tantangan untuk itu tetap berlaku namun belum ada mereka yang mampu membuat satu surah saja semisal surah-surah yang ada dalam Al-Qur'an tersebut. Hal ini (sebagai bukti kebenaran dari) firman-Nya: "dan pasti kamu tidak akan dapat membuat(nya)".
3) Api neraka dapat dijauhi dengan keimanan dan amal yang shaleh. Dalam hadis yang shahih, Nabi saw. bersabda: "dan jauhilah api neraka meskipun dengan sebelah buah kurma."

Mentadabburi Al-Qur'an
c. QS. Al-Baqarah [2] ayat 28.
Ayat ini berisi tentang sebuah pertanyaan yang bermakna keheranan dan pengejekan serta pengingkaran, yaitu bagaimana bisa terjadi kekufuran dari sekalian manusia kepada Allah yang telah menciptakan mereka dari tidak ada, lalu memberikan nikmat-Nya kepada mereka dengan berbagai
macam nikmat, kemudian Allah mematikan mereka bila telah sampai ajal mereka, lalu Dia membalas mereka di dalam kubur sesuai amal perbuatan mereka dengan pengadilan yang seadil-adilnya.
Ayat ini memberikan pelajaran kepada kita untuk introspeksi atau melihat kembali tentang asal-usul kita. Dari tiada kemudian kita diadakan, entah darimana asal kita dahulu. Mungkin dari bayam atau sayur-sayuran, dari ranting-ranting, atau dari air yang mengalir, di serangga, dan lain sebagainya,
kemudian dihidupkanlah kita" Terbentuknya mani dalam shulbi ayah dan toraib dalam tubuh ibu kita, yang berasal dari darah. Darah itu berasal dari makanan, hormon, kalori, dan vitamin. Kemudian kita masuk dalam rahim ibu kita. dikandungnya dalam sekian bulan lalu diberi akal. Mengembara di
permukaan bumi berusaha untuk mencukupi seluruh kebutuhan hidup.
Kemudian Allah mengembalikan kita ketempat asal dengan kematian. Asalnya dari tanah akan dikembalikan ke tanah. Sesustu yang asalnya dari ranting akan dikembalikan ke ranting. Sesuatu yang asalnya dari air akan dikembalikan ke air.
Lalu Allah menghidupkan kamu yaitu hidup untuk yang ke dua kalinya. Sebab nyawa yang terpisah tadi tidak kembali ke tanah, akan tetapi pulang ke tempat yang telah ditentukan buat menunggu panggilan hari kiamat. Itulah hidup yang ke dua kalinya. Kehidupan yang kedua akan iebih baik dan
mulia, atau sebaliknya akan lebih sengsara dan hina. Dalam kehidupan yang kedua akan ditentukan oleh bagaimana pengembaraan kita selama hidup di alam dunia. Apa yang sudah kita usahakan, kita cari dan kita raih? Sebab kita semua akan kembali kepada-Nya sesuai dengan ujung ayat 28,"Kemudian kepada-Nyalah kamu akan kembali, patutkah kita yang telah diberikan rahmat, nikmat, dan hidayah oleh Allah seperti itu masih memungkiri dan mengkufuri? Mari pergunakan akal sehat kita untuk tafakkur, sudah patutkah perbuatan kita seperti ini!

d. QS. Al-Baqarah [2] ayat 208-209.
Seandainya kita mencoba mentadabburi ayat ini secara sepintas, maka kandungan yang bisa kita ambil dari ayat tersebut adalah orang yang diseru pada ayat tersebut adalah orang-orang yang beriman, serta berisi anjuran kepada orang yang beriman untuk memasuki Islam secara keseluruhannya dan tidak setengah-setengah, selain itu berupa anjuran kepada orang yang beriman untuk tidak (baca: larangan) mengikuti langkah-langkah syaithan dan menjadikan syaithan sebagai musuh bagi orang-orang yang beriman.

Seandainya kita coba menelaah Kitab Asbab An-Nuzul yang berkenaan dengan ayat tersebut, maka kita akan mengetahui bahwasannya-dalam satu riwayat-ayat tersebut berkenaan dengan sekelompok kaum Yahudi yang menghadap Rasulullah saw. yang hendak menyatakan keimanannya, namun
di samping itu mereka pun (orang-orang Yahudi tersebut) meminta pula kepada Nabi saw. agar dibiarkan merayakan hari Sabtu dan mengamalkan Kitab Taurat pada malam hari. Mereka menganggap bahwa hari Sabtu merupakan hari yang harus dimuliakan, dan Kitab Taurat adalah kitab yang diturunkan oleh Allah SWT juga. Oleh karena itu, berkenaan dengan peristiwa tersebut, maka turunlah ayat tersebut di atas, yang merupakan perintah agar tidak mencampur-baurkan agama. Di antara orang-orang Yahudi yang menghadap kepada Nabi itu adalah: Abdullah bin Salam, Tsa'labah, Ibnu Yamin, Asad bin Ka'ab, Usaid bin Ka'ab, Sa'id bin 'Amr, dan Qais bin Zaid (Diririwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Ikrimah).

Khazanah Do'a-do'a dalam Al-Qur'an
Terdapat doa-doa yang diucapkan oleh para nabi di dalam Al-Qur'an. Hafalkan beberapa do'a tersebut!
Lihat Gambar ....


1) Do'a Nabi Musa a.s. memohon dilapangkan dada dalam urusan. [QS. Thaha: 25-28]
Gambar 1

2) Doa Nabi Muhammad saw. memohon kesejahteraan dunia-akhirat. [QS. Al-Baqarah: 201]
Gambar 2

3) Doa NabiMuhammad saw. memohon terhindar dari kesesatan. [QS. Ali' 'lmran: 8]
Gambar 3

4) Doa Nabi Muhammad saw. memohon hidayah dan rahmat Allah SWT. [QS. Ali' 'Imran: 9]
Gambar 4

5) Doa Nabi Muhammad saw. memohon sikap adil. [QS. Al-Anbiya: 112]
Gambar 5


6) Doa Nabi Muhammad saw. memohon keampunan Allah SWT. [QS. Al-Mu'minun: 118]
Gambar 6

Rangkuman:
1. Seorang muslim hendaknya beriman secara kamil dan mempertahankan keimanan yang dimiliki.
2. Seorang muslim harus menggunakan Al-Qur'an sebagai sumber ajaran Islam dan pedoman hidup.
3. Manusia harus melakukan intropeksi diri agar senantiasa melakukan kebaikan dan menjauhi kebathilan.
4. Keimanan uang dimiliki harus ditunjukkan dalam hati, perkataan dan perbuatan.
Glosarium
dosa: perbuatan yang melanggar hukum Allah SWT atau agama
doa: permohonan (harapan, permintaan, pujian) kepada Allah SWT
rahmat: belas kasih; karunia; berkah Allah SWT.